Toko souvenir rekomendasi ratih,sekretarisnya ini tidak terlalu besar tapi ramai pengunjung,kata ratih itu terjadi karena souvenir yang di jual modelnya up to date,garapannya halus
dan harganya termasuk miring di bandingkan yang di jual toko besar dengan kualitas sama tapi membuat bima terusik kesini bukan hanya itu juga nama toko,"ARIMBI,"mengingatkan pada seseorang yang tersimpan di relung hati terdalamnya,mengingatnya ada rasa bahagia sekaligus merana,ya dialah arimbi palupi,sang mawar cinta di hatinya,
Bima mencoba mengalihkan rasa yang mengharu biru dengan melihat deretan souvenir indah tertata rapi di rak pajang,dia tak menyadari kalau sepasang mata indah milik arimbi mengawasinya.
,"ada yang bisa saya bantu?,"suara lembut arimbi menegurnya
,"iya,"jawabnya singkat sambil memutar badan sampai beberapa menit,keduanya saling menatap,ada rasa rindu yang terobati juga rasa sakit kenangan masa lalu bergemuruh di hati mereka,ada genangan
airmata di mata tajam
nya bima sedang arimbi
berusaha keras menahan airmatanya agar tak jatuh.
,"mas,apa kabar?,"tanya arimbi memecah kesunyian di antara mereka
,"baik...arimbi,kamu sekarang kelihatan cantik,putih dan lebih muda dari umurmu sebenarnya,"ucap bima mengalir begitu saja tanpa dia sadari,arimbi menanggapinya dengan senyum kecut
,"oh ya,aku punya satu putra sudah kuliah tingkat dua,kalau mas berapa ya?,"tanya arimbi
,"aku...satu putri,baru tingkat satu,"kata bima sambil memandang wajah arimbi,membuat ibu bintang kejora ini jengah.
,"kita sudah tua ya mas,anak anak sudah besar,tak terasa aku sudah jadi istri mas danur puluhan tahun,"ucap arimbi getir
bima tersenyum tapi hatinya sesak oleh rasa cemburu pada pria yang menemani mawar cintanya pada malam dingin di ranjang cinta memadu kasih saat dia sedang melamun mengingat arimbi.
,"aduh mas,aku lupa kamu klienku,mari aku temani lihat souvenir,"kata arimbi lembut sambil melangkah pergi di ikuti bima di belakang
nya.
saat arimbi memegang
sebuah souvenir vas bunga berbentuk gajah,tak sengaja tangan mereka bersentuhan,sekian puluh detik mereka membiarkannya,mata mereka saling memandang hanyut dalam romantisme masa lalu,tapi arimbi rupanya tersadar dulu
hingga buru buru menarik tangannya dan melanjutkan langkahnya kembali,di ikuti bima sambil senyum senyum sendiri karena bahagia bisa menyentuh arimbi.
Tak berapa lama transaksi dagang antara mereka selesai.
,"ar,bagaimana kalau kita minum teh di warung depan situ?,"tanya bima penuh harap
,"maaf mas,tugasku cuma menemani pembeli di sini enggak sampai minum teh,jika
iya aku bertiga dengan
pegawaiku,"elak arimbi
,"tapi aku bukan pembeli biasa,aku mantan pria yang kau cintai,"ucap bima dengan nada memaksa
,"maaf mas,itu masa lalu lagi pula aku bukan wanita yang kau inginkan!,"teriak arimbi sambil berlinang airmata meninggalkan bima yang berdiri mematung dengan mata berkaca kaca.
Bima prasetyo berada di sebuah pondok mungil di tengah hutan jati miliknya,dalam pondok itu tidak ada perabot lain selain meja kecil di sudut ruangan yang di atasnya ada lukisan wanita cantik dalam pigura ukuran 10R,di dinding foto foto lama seorang wanita berjejer,dia memandanginya dengan hati mengharu biru
.
,"arimbi,maafkan aku andai kau tahu aku sangat mencintaimu,"
,"dulu,aku pikir aku begitu mencintai rara,karena itu aku pergi darimu tapi setelah berjalan aku baru sadar bahwa aku mencintaimu sedang pada rara lebih di dasari rasa bangga karena mendapat cinta seorang wanita yang di sukai banyak pria setelah mendapatkannya aku merasa hampa justru wajahmu yang aku ingat siang dan malam ,"rintih hati bima.
pondok ini di siapkan bima untuk mengenang arimbi,dia sudah berusaha keras
mencari arimbi tapi dia hilang tampak jejak,bima hanya ingin bertemu sekedar memandang wajahnya dan memastikan arimbi
bahagia itu sudah cukup untuk berharap
kembali itu tak mungkin karena dia sudah punya buah hati dan arimbi pasti mengalami hal yang sama.
hari ini terjawab sudah,arimbi tampak bahagia dari raut mukanya yang berseri seri.
,"aku ikut bahagia,aku berjanji tak akan menganggumu lagi,"katanya sambil mengusap foto arimbi.
Minggu, 10 Januari 2010
Bab 1 Kala Cinta Bersemi bag 2
Sedan biru itu memasuki rumah bercat hijau yang halamannya tampak asri dengan berbagai aneka tanaman bunga,bintang turun dari sedannya setelah masuk ke garasi depan rumah,tiba tiba hidungnya mencium bau sedap masakan buru buru dia ke dapur,memeluk wanita cantik berkulit putih,berambut sebahu sedikit berombak yang tetap awet muda di usia 34 tahun.
,"bintang,mama kaget sayang!,"
,"maaf ma,aku cuma bercanda...,aku kasihan sama mama,sudah capek ngurus usaha di tambah lagi ngurus rumah,aku ingin cepat lulus kuliah biar ganti ngurus usaha kita,"
,"tapi kamu lupa satu lagi,mama perlu teman
buat masak?,"
,"dari dulu,mama aku usulkan cari pembantu,mama sih enggak mau,"kata bintang manja
,"bukan itu...tapi pendamping hidupmu,sampai sekarang kamu belum pernah mengajak seorang gadis ke rumah ini,"ucapnya lembut sambil memijit hidung putra semata wayang
nya
,"ah...mama,aku kayak
nya lapar,aku cuci tangan dulu ya!,"ucap bintang mengalihkan perhatian mamanya tapi angan angannya melayang pada sinta
,"iya ma,aku akan bawa bidadariku kesini,"bisik bintang lirih
Arimbi palupi seorang janda yang memiliki usaha pembuatan handicraft,selain pasar dalam negeri juga pasar ekspor,suaminya dokter danur prayoga telah meninggal empat tahun silam karena kecelakaan mobil,sampai sekarang arimbi
selalu menangis bila mengingat sang suami,untung dia punya bintang yang menjadi pelipur laranya.
menikah lagi sama sekali tak terlintas di pikiran arimbi,walau kecantikannya masih membius banyak pria seusianya,lebih tua bahkan lebih muda tapi wanita bertubuh padat berisi dengan tinggi sedang ini masih menutup hatinya rapat rapat.
Pulang kuliah sinta asyik tidur tiduran di ranjang,rambutnya yang lurus sepanjang punggung di biarkan terurai angan angannya di penuhi bayang bayang bintang
.
,"inikah rasanya jatuh cinta,"gumamnya lirih tiba tiba pintu kamarnya di ketuk
,"sin,di cari papa kamu,di suruh makan tuh!,"
buru buru sinta keluar kamar mengikuti mamanya,rara widowati wanita cantik
,tinggi langsing berkulit sawo matang yang selalu berdandan menor,berusia 40 tahun sama dengan suaminya bima prasetyo.
Sesampainya di ruang makan mereka di sambut pria hitam manis berperawakan tinggi atletis dengan sorot mata tajam
,"sin,bagaimana kuliahmu?,"tanya bima sambil mengambil ikan bandeng kegemarannya
,"enggak ada masalah,baik baik saja kok,pa!,"
,"pa,tadi ada fax dari kantor berisi alamat toko souvenir berkualitas katanya bagus untuk menghias kantor baru papa,"
,"bagus,kalau begitu selesai makan aku kesana,"
,"tapi aku tak suka nama tokonya,ARIMBI,jadi enggak usah kesana"ucap rara jengkel,sedang bima langsung terdiam mendengarnya
,"mama lucu deh,suka suka orangnya mau kasih nama apa yang penting barangnya bagus,iya khan pa?,"
,"diam kamu anak kecil,tahu apa kamu soal arimbi!,"bentak rara kasar
,"sudah sudah,mama itu kayak anak kecil,"kata bima lembut
,"kalau papa lebih parah lagi,hidup dalam kenangan cintanya!,"teriak rara sambil berlari pergi,bima menghela napas sebentar lalu menyusul istrinya,sedang sinta hanya duduk terpekur di meja,"siapa arimbi,mengapa dia jadi duri di perkawinan mama dan papaku,"bisiknya lirih.
,"bintang,mama kaget sayang!,"
,"maaf ma,aku cuma bercanda...,aku kasihan sama mama,sudah capek ngurus usaha di tambah lagi ngurus rumah,aku ingin cepat lulus kuliah biar ganti ngurus usaha kita,"
,"tapi kamu lupa satu lagi,mama perlu teman
buat masak?,"
,"dari dulu,mama aku usulkan cari pembantu,mama sih enggak mau,"kata bintang manja
,"bukan itu...tapi pendamping hidupmu,sampai sekarang kamu belum pernah mengajak seorang gadis ke rumah ini,"ucapnya lembut sambil memijit hidung putra semata wayang
nya
,"ah...mama,aku kayak
nya lapar,aku cuci tangan dulu ya!,"ucap bintang mengalihkan perhatian mamanya tapi angan angannya melayang pada sinta
,"iya ma,aku akan bawa bidadariku kesini,"bisik bintang lirih
Arimbi palupi seorang janda yang memiliki usaha pembuatan handicraft,selain pasar dalam negeri juga pasar ekspor,suaminya dokter danur prayoga telah meninggal empat tahun silam karena kecelakaan mobil,sampai sekarang arimbi
selalu menangis bila mengingat sang suami,untung dia punya bintang yang menjadi pelipur laranya.
menikah lagi sama sekali tak terlintas di pikiran arimbi,walau kecantikannya masih membius banyak pria seusianya,lebih tua bahkan lebih muda tapi wanita bertubuh padat berisi dengan tinggi sedang ini masih menutup hatinya rapat rapat.
Pulang kuliah sinta asyik tidur tiduran di ranjang,rambutnya yang lurus sepanjang punggung di biarkan terurai angan angannya di penuhi bayang bayang bintang
.
,"inikah rasanya jatuh cinta,"gumamnya lirih tiba tiba pintu kamarnya di ketuk
,"sin,di cari papa kamu,di suruh makan tuh!,"
buru buru sinta keluar kamar mengikuti mamanya,rara widowati wanita cantik
,tinggi langsing berkulit sawo matang yang selalu berdandan menor,berusia 40 tahun sama dengan suaminya bima prasetyo.
Sesampainya di ruang makan mereka di sambut pria hitam manis berperawakan tinggi atletis dengan sorot mata tajam
,"sin,bagaimana kuliahmu?,"tanya bima sambil mengambil ikan bandeng kegemarannya
,"enggak ada masalah,baik baik saja kok,pa!,"
,"pa,tadi ada fax dari kantor berisi alamat toko souvenir berkualitas katanya bagus untuk menghias kantor baru papa,"
,"bagus,kalau begitu selesai makan aku kesana,"
,"tapi aku tak suka nama tokonya,ARIMBI,jadi enggak usah kesana"ucap rara jengkel,sedang bima langsung terdiam mendengarnya
,"mama lucu deh,suka suka orangnya mau kasih nama apa yang penting barangnya bagus,iya khan pa?,"
,"diam kamu anak kecil,tahu apa kamu soal arimbi!,"bentak rara kasar
,"sudah sudah,mama itu kayak anak kecil,"kata bima lembut
,"kalau papa lebih parah lagi,hidup dalam kenangan cintanya!,"teriak rara sambil berlari pergi,bima menghela napas sebentar lalu menyusul istrinya,sedang sinta hanya duduk terpekur di meja,"siapa arimbi,mengapa dia jadi duri di perkawinan mama dan papaku,"bisiknya lirih.
Langganan:
Postingan (Atom)