Sedan biru itu memasuki rumah bercat hijau yang halamannya tampak asri dengan berbagai aneka tanaman bunga,bintang turun dari sedannya setelah masuk ke garasi depan rumah,tiba tiba hidungnya mencium bau sedap masakan buru buru dia ke dapur,memeluk wanita cantik berkulit putih,berambut sebahu sedikit berombak yang tetap awet muda di usia 34 tahun.
,"bintang,mama kaget sayang!,"
,"maaf ma,aku cuma bercanda...,aku kasihan sama mama,sudah capek ngurus usaha di tambah lagi ngurus rumah,aku ingin cepat lulus kuliah biar ganti ngurus usaha kita,"
,"tapi kamu lupa satu lagi,mama perlu teman
buat masak?,"
,"dari dulu,mama aku usulkan cari pembantu,mama sih enggak mau,"kata bintang manja
,"bukan itu...tapi pendamping hidupmu,sampai sekarang kamu belum pernah mengajak seorang gadis ke rumah ini,"ucapnya lembut sambil memijit hidung putra semata wayang
nya
,"ah...mama,aku kayak
nya lapar,aku cuci tangan dulu ya!,"ucap bintang mengalihkan perhatian mamanya tapi angan angannya melayang pada sinta
,"iya ma,aku akan bawa bidadariku kesini,"bisik bintang lirih
Arimbi palupi seorang janda yang memiliki usaha pembuatan handicraft,selain pasar dalam negeri juga pasar ekspor,suaminya dokter danur prayoga telah meninggal empat tahun silam karena kecelakaan mobil,sampai sekarang arimbi
selalu menangis bila mengingat sang suami,untung dia punya bintang yang menjadi pelipur laranya.
menikah lagi sama sekali tak terlintas di pikiran arimbi,walau kecantikannya masih membius banyak pria seusianya,lebih tua bahkan lebih muda tapi wanita bertubuh padat berisi dengan tinggi sedang ini masih menutup hatinya rapat rapat.
Pulang kuliah sinta asyik tidur tiduran di ranjang,rambutnya yang lurus sepanjang punggung di biarkan terurai angan angannya di penuhi bayang bayang bintang
.
,"inikah rasanya jatuh cinta,"gumamnya lirih tiba tiba pintu kamarnya di ketuk
,"sin,di cari papa kamu,di suruh makan tuh!,"
buru buru sinta keluar kamar mengikuti mamanya,rara widowati wanita cantik
,tinggi langsing berkulit sawo matang yang selalu berdandan menor,berusia 40 tahun sama dengan suaminya bima prasetyo.
Sesampainya di ruang makan mereka di sambut pria hitam manis berperawakan tinggi atletis dengan sorot mata tajam
,"sin,bagaimana kuliahmu?,"tanya bima sambil mengambil ikan bandeng kegemarannya
,"enggak ada masalah,baik baik saja kok,pa!,"
,"pa,tadi ada fax dari kantor berisi alamat toko souvenir berkualitas katanya bagus untuk menghias kantor baru papa,"
,"bagus,kalau begitu selesai makan aku kesana,"
,"tapi aku tak suka nama tokonya,ARIMBI,jadi enggak usah kesana"ucap rara jengkel,sedang bima langsung terdiam mendengarnya
,"mama lucu deh,suka suka orangnya mau kasih nama apa yang penting barangnya bagus,iya khan pa?,"
,"diam kamu anak kecil,tahu apa kamu soal arimbi!,"bentak rara kasar
,"sudah sudah,mama itu kayak anak kecil,"kata bima lembut
,"kalau papa lebih parah lagi,hidup dalam kenangan cintanya!,"teriak rara sambil berlari pergi,bima menghela napas sebentar lalu menyusul istrinya,sedang sinta hanya duduk terpekur di meja,"siapa arimbi,mengapa dia jadi duri di perkawinan mama dan papaku,"bisiknya lirih.
Minggu, 10 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar